Hukum Seperti Sinar Yang Menyilaukan (Law Is Such a Blinding Rays)
Setiap jaman berjalan seperti dalam kisah Mahabarata yang menceritakan pertempuran kebenaran melawan ketidakbenaran yang mana takdir menyebutkan bahwa kebenaran akan selalu menang mengalahkan ketidakbenaran. Secara singkat, Mahabharata menceritakan kisah konflik para Pandawa lima dengan saudara sepupu mereka sang seratus Korawa, mengenai sengketa hak pemerintahan negara Astina. Puncaknya adalah perang Bharatayuddha di medan Kurusetra.
Disetiap kisah dalam cerita itu menceritakan tentang aktifitas dasar kehidupan dan didasarkan kepada penerapan hukum kebenaran yang pasti, tidak pandang saudara, orang tua, anak, ataupun sang raja. Kebenaran adalah mutlak, jadi kebenaran sesuai dengan kenyataan, keadaan yang sebenarnya. Meski dalam kisah Mahabarata diceritakan bahwa para Pandawa lima dikondisikan untuk menjadi pihak yang tertindas dan kalah, akan tetapi tetap tidak bisa dikalahkan malahan terbalik kondisinya.
In each part within a story are telling about the basic activities of life and guided by the application on the truth and definite law, regardless of siblings, parents, children, or even the king ruled by the law. Truth is absolute, so the meaning of truth such everything is in accordance with the reality, the real situation. Although the five Pandavas were conditioned to be the underdogs and lost by a hundred Kauravas at that story, but they still couldn’t be defeated even more the condition then reversed.
Di sisi mana sekarang hukum di tempatkan dalam kisah kita?, dan untuk siapa hukum di tegakkan?. Dari sudut pandang saya, hukum itu mainan orang – orang bertahta, tapi bukankah hukum itu seperti sinar sang surya?, pada saat sinarnya menyinari maka tidak ada satu matapun yang sanggup melihat dengan mata terbuka, karena jika setiap mata yang terbuka menyambut sinar itu, maka akan terbakar oleh tajamnya sang sinar menusuk mata itu.
On which side the law stated in our story today?, and to whom the law will be enforced ?. From my standpoint of view, law is a toy of the throne, whatever the law is like the rays of the sun, isn’t it?, then no eyes will afford to see it directly, because every open eyes welcoming the light, then it will burned by the sharp of the rays piercing so deep.
Article and Photos by Ketut Rudi
Photos are taken from Parang Sumba and Ogoh-ogoh Bali